bookmate game
id
Bücher
Muhammad Vandestra

Terapi Kesehatan Jiwa & Mental Dalam Islam

Seiring dengan dinamika perkembangan kehidupan modern yang semakin kompleks, maka perubahan psikis dalam diri manusia juga mengalami perubahan, utamanya dengan perkembangan mental atau jiwa seseorang yang telah mengalami modernisasi kultur dan gaya hidup. Tekanan psikis atau gangguan metal (psychoses) yang melanda banyak masyarakat modern saat ini memunculkan wacana tentang cara atau alternatif untuk mengatasinya dengan berbagai terapi. Melalui kajian dimensi keagamaan, tulisan ini menguraikan tentang sebab-sebab terjadinya depresi mental yang mengarah pada ketidakserasian hidup dan berujung pada gangguan kejiwaan (sakit jiwa). Selain itu tulisan ini juga memberikan alternatif pemecahan masalah depresi mental melalui kajian ke-Islaman dengan tuntunan akhlak.

Dalam kehidupan modern yang serba kompleks ini, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi begitu canggih dan mengelaborasi ke hampir seluruh kawasan dunia. Pada saat mana manusia harus berkelit dengan problem kehidupan yang serba materialistis dan pada gilirannya sangat egois dan individual. Hubungan antar manusia pada zaman modern juga cenderung “impersonal”. Masyarakat tradisional yang guyub dikikis oleh gelombang masyarakat modern yang tembayan. Fenomena-fenomena tersebut membuat manusia semakin kehilangan jati dirinya. Kondisi demikian juga mengharuskan manusia untuk benar-benar mampu bertahan mengendalikan dirinya, untuk kemudian tetapi tegar dalam kepribadian.

Seperti yang diakui oleh Zakiah Darajat bahwa ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin tidak banyak tergantung kepada faktor-faktor luar; sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya, malainkan lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap para pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, ia menyimpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh itu adalah perasaan, pikiran, kelakuan, kesehatan badan, sedang yang tergolong penyakit jiwa (psychoses) adalah lebih berat lagi.

Manusia yang serasi, selaras dan seimbang adalah merupakan jargon hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan ini adalah usaha untuk memperoleh hidup sehat dan layak: jiwa yang seimbnag, pribadi yang “integrated” dan kemampuan memecahkan segala problema hidup dengan percaya diri dan kepribadian yang solid. Sebab kesehatan adalah kondisi normal bagi seseorang dari terhindarnya gangguan jiwa (neorosis) dan penyakit jiwa (psychoses). Manusia demikian adalah manusia yang sehat secara jasmani maupun rohani lahir maupun batin. Makalah sederhana ini barmaksud membahas pandangan Islam mengenai penyakit jiwa dan terapinya.
22 Druckseiten
Ursprüngliche Veröffentlichung
2017
Jahr der Veröffentlichung
2017
Haben Sie es bereits gelesen? Was halten sie davon?
👍👎

Zitate

  • Abdillah Kamalhat Zitat gemachtvor 5 Jahren
    pertama, adalah penyakit jiwa yang disebabkan oleh gangguan-gangguan kejiwaan telah berlarut-larut, sehingga mencapai puncaknya tanpa suatu penyelesaian yang wajar, atau dengan kata lain disebabkan oleh hilangnya keseimbangan mental secara menyeluruh akibat kondisi lingkungan yang sangat menekan, ketegangan batin dan sebagainya: kedua, penyakit jiwa yang disebabkan oleh adanya kerusakan anggota tubuh, misalnya: otak, sentral saraf atau anggota fisik lain untuk menjalankan tugasnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena keracunan akibat minum-minuman keras, obat-obat perangsang atau narkotik akibat penyakit kotor (sifilis), dan sebagainya.
  • Abdillah Kamalhat Zitat gemachtvor 5 Jahren
    bahwa ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan batin tidak banyak tergantung kepada faktor-faktor luar; sosial, ekonomi, politik, adat kebiasaan dan sebagainya, malainkan lebih tergantung kepada cara dan sikap menghadapi faktor-faktor tersebut.

In Regalen

  • b1164307366
    Menarique
    • 8
  • Nurhidayanti Zainal
    Novel
    • 8
fb2epub
Ziehen Sie Ihre Dateien herüber (nicht mehr als fünf auf einmal)